Selasa, 25 Oktober 2011

Relay II : Memilih Relay

.
Setelah membahas beberapa hal dasar tentang relay, selanjutnya akan membahas cara memilih relay.
Tapi bahasnya masih yang level sederhana saja, tidak begitu mendalam dan detail.
...v^_^...

Relay Elektromekanis
Relay elektromekanis mendukung secara luas berbagai macam karakteristik sinyal, dari daya rendah hingga daya tinggi, tegangan DC, tegangan AC, dan mampu mencapai hingga frekuensi GHz. Oleh sebab itu pemilihan relay elektromekanis harus disesuaikan dengan karakteristik yang digunakan oleh sistem.

Kontak pada relay cenderung lebih besar karena digunakan untuk menahan lonjakan tegangan dan arus yang besar secara tiba-tiba karena terjadinya perubahan kontak. Semakin besar tegangan dan arus yang akan dikendalikan oleh relay tersebut maka semakin besar pula logam kontak pada relay tersebut (untuk bahan kontak yang sama).

Kelemahan
Kelemahan pada relay elektromekanis antara lain :
  • Kecepatan switching : Relay memiliki kecepatan pensaklaran yang relatif lebih lambat dari jenis switching yg lainnya yaitu berkisar 5 -15 mS. Sehingga untuk beberapa aplikasi pensaklaran yang membutuhkan kecepatan tinggi, tidak dapat menggunakan relay elektromekanis.
  • Ketahanan : Relay memiliki daya tahan yang relatif lebih pendek dibanding jenis lainnya. Hal ini dikarenakan lonjakan tegangan dan arus besar yang tiba-tiba sehingga menyebabkan loncatan bunga api yang semakin lama merusak kontak pada relay elektromekanis.

Relay DC dan AC
Relay AC adalah relay yang menggunakan tegangan dan arus AC untuk mengaktifkan (energized) coil pada relay tersebut.
Tegangan yang dapat dingunakan antara lain : 6 Vac, 12 Vac, 24 Vac, 120 Vac, 240 Vac, dst.


Relay jenis ini banyak ditemui di dunia industri dan menggunakan tegangan serta arus yang tinggi, sehingga umur atau daya tahan relay lebih pendek.
Hal ini menyebabkan relay sering di ganti karena mengalami kerusakan atau sudah tidak layak pakai lagi.
Oleh sebab itu digunakan soket relay untuk mempermudah pencabutan atau pemasangan relay.



Relay DC adalah relay yang menggunakan tegangan dan arus DC untuk mengaktifkan (energized) coil pada relay tersebut.
Tegangan yang dapat digunakan antara lain 5 Vdc, 6 Vdc, 12 Vdc, dan 24 Vdc.







Spesifikasi Relay
Seperti yang di tuliskan sebelumnya, relay adalah saklar yang dikendalikan secara elektronik sehingga baik relay AC maupun relay DC meskipun pada coilnya hanya dapat diberikan tegangan AC (untuk relay AC) atau hanya tegangan DC (untuk relay DC) pada bagian kontak-nya dapat dihubungkan ke tegangan listrik AC maupun DC sesuai kebutuhan dan spesifikasi relay.


Datasheet Relay DS 
Misalkan pada gambar Relay DC untuk tipe DS tertulis :
DS2E-S
-DC5V
0.6A 125V AC
0.6A 110V DC
2A      30V DC

Artinya singkat relay tersebut adalah :
  • Relay tipe : DS2E-S-DC5V.
  • Tegangan kerja coil maksimum 5Vdc.
  • Tegangan kontaktor, untuk tegangan 125 VAC arus maksimum 0.6 Ampere.
  • Tegangan kontaktor, untuk tegangan 110 VAC arus maksimum 0.6 Ampere.
  • Tegangan kontaktor, untuk tegangan 30 VDC arus maksimum 3 Ampere.
Dari penjelasan tersebut relay DS2E-S-DC5V dapat dioperasikan menggunakan tegangan 5VDC dan dapat mengendalikan tegangan mencapai 125VAC dengan arus maksimal 0.6 Ampere atau tegangan hingga 30 VDC dengan arus maksimal 2 Ampere.
Tapi untuk lebih lengkap dan detailnya silahkan baca datasheetnya.


Bacaan memilih Relay :
http://zone.ni.com/devzone/cda/tut/p/id/2774


Semoga manfaat ...^^v...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topik yang Populer