Salah satu hal yang selalu saya tekankan sebagai perancang yaitu Software lebih mudah dibanding Hardware akan tetapi Software akan jauh lebih sulit ketika mengerjakan Software tetapi sebenarnya kesalahan terjadi pada Hardware, atau Hardware belum sempurna tetapi sudah mengerjakan software sehingga Programmer selalu merasa Softwarenya salah akan tetapi sebenarnya Hardwarenya yang tidak berfungsi.
Oleh sebab itu rancanglah dan periksa Hardware semaksimal mungkin kemudian Software akan menjadi mudah.
Sebelum membuat sensor garis menggunakan komponen lain atau yang kompleks sebaiknya periksa dulu setiap sensor yang akan anda gunakan, karena sensor garis nantinya akan menggunakan 8 buah sensor. Selain itu anda akan mengetahui sesuatu yang mungkin tidak anda sadari sebelumnya.
Cek sensor LDR
Pengecekan LDR relatif lebih mudah karena sumber cahayanya terlihat oleh mata dan gangguannya juga terlihat oleh mata.
Langkah-langkah :
- Pasang kedua terminal sensor LDR pada ohmmeter.
- Berikan cahaya pada sensor LDR (senter, lampu, LED, dll).
- Amati perubahan nilai resistansinya jika perubahan sangat drastis antara gelap dan terang berarti sensor LDR berfungsi dengan sangat baik.
- Catat nilai resistansi saat gelap dan saat terang klo bisa datanya minimal 3 biar valid.
- Tempelkan solder yang sudah panas maksimal (dan ada timahnya) pada kedua terminal.
- Tahan hingga minimal 3 detik.
- Berikan intensitas cahaya yang sama pada sensor LDR.
- Catat nilai resistansi saat gelap dan saat terang sebagai data baru.
- Bandingkan nilai resistansi tersebut.
Cek Sensor IR part I
Pengecekan sensor IR agak susah karena sumber cahayanya tidak terlihat oleh mata dan gangguannya juga tidak terlihat oleh mata. Sensor IR yang digunakan berbentuk LED dengan 2 terminal bukan sensor IR dengan 3 terminal. Pengecekan pada bagian I lakukan pada malam hari dengan cahaya lampu neon.
Langkah-langkah :
- Berikan supply pada LED IR pemancar yang telah di seri dengan resistor 300 ohm.
- Tempelkan kedua terminal sensor IR dengan probe ohmmeter.
- Dekatkan sensor IR dengan pemancar dan jauhkan secara perlahan-lahan kemudian tutup sensor IR tersebut hingga gelap.
- Perhatikan perubahan resistansi pada ohmmeter.
- Jika tidak terjadi perubahan nilai resistansi maka balikkan posisi probe (merah dan hitam) tersebut terhadap terminal sensor IR lakukan langkah 3 dan 4.
- Jika masih tidak terjadi perubahan nilai resistansi maka sensor IR berarti rusak.
- Jika terjadi perubahan maka, jika ohmmeter DIGITAL, probe merah berarti terminal tersebut adalah ANODA dan probe hitam adalah terminal KATODA.
- Jika terjadi perubahan maka, jika ohmmeter ANALOG, probe merah berarti terminal tersebut adalah KATODA dan probe hitam adalah terminal ANODA.
- Dapat juga dilakukan pengujian dengan penyolderan seperti pada sensor LDR.
Beberapa komponen lain seperti LED, resistor, transistor, IC, dll juga tidak tahan terhadap panas berlebihan ketika proses penyolderan, untuk komponen lain dapat dilihat Datasheet mengenai suhu maksimum penyolderan dan waktu maksimalnya.
Untuk LED ketika terlalu lama disolder akan mengurangi intensitas cahaya yang dihasilkan (LED lebih redup).
Cek Sensor IR part II
Pengecekan sensor IR bagian II membahas tentang gangguannya.
Langkah-langkah :
- Pada malam hari, tempelkan kedua terminal sensor IR (sudah diketahui Anoda dan Katodanya) pada ohmmeter, tutup sensor IR tersebut hingga tak ada cahaya yang masuk dan catat nilainya.
- Buka sensor IR tersebut dan catat nilai resistansinya.
- Nyalakan lampu pijar hingga kira-kira mengenai sensor IR dan catat pula nilai resistansinya.
- Nyalakan Lilin atau sumber api (korek, obor, kompor, dll) catat nilai resistansinya.
- Kemudian siang hari catat pula nilai resistansinya.
- Bandingkan semua data yang diperoleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar